RUMAH IDAMANTaman & Tanaman Hias

BAMBU HOKI: 3 TEKNIK GAMPANG MENEKUK BATANG

ORANGTUA IDAMAN – Rumpun bambu rejeki bisa dibentuk menjadi lampion bahkan vas bunga. Sosoknya menjadi lebih apik dan unik.

Dalam keadaan alami, bambu rejeki tumbuh menjulur memanjang.  Setiap ruas ditumbuhi sehelai daun.  Batang tanaman ini banyak mengandung air dan bersifat lentur.  Sosok bambu rejeki semakin unik bila dianyam. 

Terlihat cantik ketika dipadukan dengan bunga potong.

Batang-batangnya bisa dibentuk menyerupai lampion, guci dan vas bunga.  Bambu rejeki tahan naungan.  Sehingga bisa dipajang secara indoor.  Perawatannya pun tidak berbelit. 

Ada tiga metode pembentukan anyaman batang bambu rejeki.  Cara paling mudah dan cepat dilakukan dengan bantuan kerangka kawat.  Dua cara lain dilakukan dengan bantuan sinar matahari dan gaya gravitasi bumi.

Ditekuk  Dengan Kawat
Tiap cara punya keunggulan tapi juga kekurangan.  Teknik tekuk  dengan kawat lebih cepat dan paling mudah dibanding dua teknik lain. 

Sebelum dianyam atau disusun, batang-batang bambu rejeki dilayukan lebih dulu. Langkah ini bertujuan agar batang babu rejeki lunak, sehingga mudah ditekuk-tekuk. Batang-batang itu lalu disusun menutupi ring atau kerangka kawat yang sudah disediakan.  Beriiutnya, diikiat pada kerangka dengan senar. 

Melengkung Berkat Sinar Matahari
Metode yang dilakukan dengan bantuan sinar matahari butuh kesabaran ekstra. Menurut Ibrahim, pengrajin bambu rejeki di Tangerang, metode ini sangat efektif dilakukan untuk membengkok-bengkokkan batang bambu rejeki. 

Hasil yang diperoleh berupa lekukan dan plintiran juga bisa lebih rapat dengan sudut lebih tajam dibanding lekukan yang diperoleh dengan teknik tekuk langsung dengan kawat. 

Batang bambu rejeki ditanam lalu ditaruh di tampat ruang teduh, dekat jendela.  Batang tanaman itu akan tumbuh meliuk mengarah menuju arah datangnya sinar matahari.  Setelah sudut liukan batang sesuai dengan bentuk yang diharapkan, lalu posisi batang diputar dengan arah berlawanan.  Langkah ini mengakibatkan batang meliuk kembali keposisi semula.  Teknik ini memakan waktu berbulan-bulan.  “Untuk membentuk satu tekukan saja butuh waktu 1 – 2 bula lamanya,” papar pria yang juga berprofesi sebagai ustad itu.

Meliuk Berkat Gravitasi
Teknik menekuk batang bambu rejeki dengan bantuan gravitasi pada dasarnya sama dengan teknik menekuk dengan bantuan sinar matahari. 

Tanaman bambu rejeki ditanam dalam pot atau polybag.  Setelah tanaman itu tumbuh subur, posisi pot kemudian dimiringkan kearah horizontal. 

Sehingga batang bambu rejeki rebah.  Akibat perlakuan ini, batang bambu rejeki berusaha tumbuh mengarah keposisi vertikal.  Lekukan pun terjadi. 

Bila sudut lekukan yang diinginkan sudah terbentuk, pot diputar lagi. Sehingga ujung tanaman mengarah kebawah.  Akibatnya tanaman akan berusaha tumbuh kearah atas.  Perlakuan ini diulang-ulang sehingga batang bambu rejeki meliuk-liuk. 

Bentuk liukan yang diperoleh dengan bantuan sinar matahari dan gravitasi bersifat ireversibel.  Artinya liukan itu permanen.  Bambu rejeki yang sudah meliuk-liuk itu lalu dikumpulan dan disusun sesuai dengan bentuk yang sudah direncanakan.  “Kalau saya sih menerima sudah dalam bentuk jadi.  Sudah dianyam,” kata Ibrahim.

Berbeda dengan Ibrahim, Nadin pengarjin bambu rejeki di Tangerang menyusun dan menganyam sendiri bambu rejeki.  Bahan baku berupa batang bambu rejeki yang sudah meliuk-liuk diperoleh dari petani di kawasan Sukabumi.  “Kita bisa memesan bentuk dan jumlah liukannya.  Jadi tinggal beli lalu disusun saja,” kata Nadin.

Agar bentuknya tidak berubah dan rusak, harus dirawat secara rutin.  Perawatan meliputi pemangkasan dan pengaturan kembali arah susunan.  Tunas yang tumbuh di tempat yang tidak diinginkan harus segera dipangkas. 

Kumpulan ujung bambu rejeki yang membentuk tajuk di bagian atas juga harus dipertahankan bantuknya.  Batang yang tumbuh terlalu panjang harus dipotong. 

Selamat berkreasi (orangtuaidaman.com).

PEMUPUKAN
Perawatan lain yakni pemupukan.  Media tanam yang digunakan bisa bersifat padat. Berupa campuran  tanah dan kompos.  Atau bisa pula dengan media cair berupa batu koral yang direndam dalam larutan pupuk cair.  Media tanam padat diramu dengan tanah dan kompos. 

Perbandingannya 1 : 2.  Sedangkan media tanam cair pada dasarnya sama seperti media tanam hidroponik.  Diracik dengan melarutkan pupuk cair.  Dosisnya 1 gram untuk setiap liter air.  Penambahan kompos dilakukan setiap 2 bualan sekali.  Sedangkan untuk media tanam cair diganti dengan ramuan baru setiap 1 bulan sekali.



SIMAK JUGA ANEKA FLORA INDAH INI!


SATWA KELANGENAN


error: Content is protected !!