BUDIDAYA CONGO TETRA: PELUANG CERAH IKAN BERSISIK INDAH
ORANGTUA IDAMAN – Teknik Budidaya Congo Tetra mudah dilakukan. Biaya operasinya juga tidak mahal.
Pasokan congo tetra di pasar yang langka bukan lantaran ikan bersisik indah ini tidak diminati. Kondisi seperti itu disebabkan karena jumlah suplai yang kurang. “Sebenarnya sih ikan ini banyak dicari. Tapi jumlah peternak yang menyuplai masih jarang,”Terang Abas, pedagang ikan hias di bilangan Menteng Jakarta.
Sosok congo tetra menawan. Tubuhnya dihiasi sisik metalik berdegradasi menyerupai pelangi. Di bagian perut dan punggung dilengkapi dengan sirip lebar menyerupai selendang. Ikan ini sering dipelihara sebagai ikan aqua scapping. Sebab ikan ini tidak merusak tanaman di dalam akuarium. Ia juga cocok dipelihara secara bergerombol dalam jumlah banyak.
Hal senada diungkap oleh Soni Rahmadi peternak ikan hias di Bekasi, Jawa Barat. Pria ini mengaku suplay congo tetra masih minim. Sehingga tidak bisa mencukupi jumlah permintaan. “Suplay yang sedikit dan permintaan yang banyak membuat harga congo tetra jadi lebih mahal dibanding jenis ikan hias lain,”terangnya saat ditemui di salah satu farm milik petani plasma yang ia bimbing.
Keterangan lain muncul dari Tomy peternak congo tetra di Parung. Menurutnya peluang ekspor ikan congo tetra sangat cerah. Ikan berselendang ini banyak diminati oleh warga negara Amerika dan berbagai negara Eropa. “Setiap bulan saya selalu mengekspor congo berukura XL (6 cm) sebanyak 3000 ekor menuju Amerika,” aku pria ini di depan deretan akuarium pemijahan. Nah, dari pengakuan itu berarti kita bisa memperkirakan rejeki yang diberikan oleh si Congo kepada Tomy yaitu sebesar Rp 9.000.000 setiap bulan. Hal tersebut diasumsikan bila harga congo tetra ukuran Jumbo dijual dengan harga Rp 3.000 per ekor.
Tomy menambahkan bahwa jumlah suplay yang sedikit disebakan karena belum banyak petani ikan hias melirik hal ini. “Padahal cara budidayanya mudah dan tidak butuh biaya operasional yang tinggi,”tegas Tomy. Jumlah penangkar yang belum banyak tersebut bisa memberikan banyak peluang pada Anda. Sebab tingkat persaingan belum ketat dan Anda masih bisa leluasa bermain harga. Cuaca berusaha seperti itu sangat cocok bagi para praktisi mula bisnis.
Cara budidaya Congo tetra itu mudah. Ikan ini boleh dikatakan termasuk salah satu jenis ikan yang tahan banting. Selain itu, congo tetra tidak membutuhkan biaya pakan yang banyak. Sebab, ia bisa diberi pakan jentik nyamuk, cacing darah atau kutu air.
Langkah awal yang harus dipersiapakan yaitu memilih induk. Congo tetra siap dibiakkan jika sudah berusia 6 – 7 bulan. Atau saat sudah berukuran jumbo (3 inci). Indukan bisa dibeli dengan harga per ekor Rp 5000. Congo tetra biasanya dibiakan ramai-ramain dalam satu akuarium. Dalam setiap set akuarium pemijahan dihuni oleh congo tetra berkelamin betina sebanyak 6 ekor dan jantan 12 ekor. Jumlah pejantan yang lebih dari jumlah betina bertujuan supaya persentase keberhasilan perkawinan menjadi besar.
Induk-induk yang hendak dikawinkan tersebut lalu dimasukkan ke dalam akuarium pemijahan berukuran panjang 100 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 80 cm. Kedalaman air dalam akuarium pemijahan berkisar antara 30 – 40 cm. Sebaiknya air yang digunakan adalah air sumur yang sudah diinapkan dan diaerasi dulu selama sehari semalam. pH air yang baik berkisar antara 6,5 – 7,5. Sedangakn suhu airnya berkisar antara 22°C – 25°C.
Berbagai fasilitas yang harus bisa dinikmati oleh induk congo tetra yaitu aerator dan tanaman sebagai tempat bertelur. Tanaman tersebut bisa berupa tanaman asli ataupun tanaman buatan yang terbuat dari plastik. Taruh tempat bertelur itu di setiap pojok akuarium secara menggantung. Biar bisa cepat bertelur dalam jumlah banyak, para induk harus menyantap menu kaya protein. Tomy menyuguhkan cacing darah sebagai menu pokok harian induk-induk congo tetra.
Sekitar 2 minggu setelah perkawinan, induk betina akan segera bertelur. Seekor induk betina sehat mampu bertelur sebanyak 300 butir. Dari jumlah telur tersebut sebanyak 60% telur yang berhasil menetas dan salamat hingga usia penjualan. Umumnya induk-induk betina dalam akuarium tersebut akan bertelur secara serempak. Ikan indah ini tidak mengenal musim kawin. Berarti ia akan selalu memijah sepenjang tahun. Seekor induk sehat mampu bertelur dengan frekuensi 2 minggu sekali. Tingkat kesuburan induk menurun pada usia 1 tahun. Pada umur itu induk congo tetra harus sudah dipensiunkan.
Sekitar 7 hari kemudian telur-telur akan menetas. Nah, pada saat itu semua induk harus sudah dipindahkan menuju akuarium pemijahan yang lain. Tujuannya supaya bayi-bayi congo tetra yang baru menetas tidak diganyang oleh induknya sendiri. Congo tetra yang baru lahir tidak perlu diberi pakan hingga cadangan makanan di perutnya habis. Kondisi itu biasannya butuh waktu sekitar 1 – 2 minggu. Menu yang dianjurkan untuk dihidangkan bagi Congo muda yaitu kutu air.
Pada usia 2 – 3 bulan para congo muda dipindahkan menuju bak pembesaran berukuran panjang 2m, lebar 1m dan kedalaman 1 m. Setiap bak pembesaran diisi ikan sebanyak 200 ekor. Bak pembesaran juga berfungsi sebagai bak penyortiran. Ikan dipisah-pisahkan sesuai dengan ukuran yang sama. Ikan berkualitas memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga ukuran tubuhnya besar. Penyeragaman ukuran seperti ini biasa disebut dengan istilah Riser.
Harga congo tetra disesuaikan berdasarkan ukurannya. Congo tetra dengan ukuran M (4cm) dijuag dengan harga Rp 450, L (5cm) Rp 1500, XL (6cm) Rp 2750 dan jumbo (3 inci) Rp 3000. Menurut pengakuan Tomy, congo tetra banyak dicari ketika masih berukuran XL. Sedangkan ukuran jumbo hanya dicari untuk keperluan budidaya saja.
Selamat mencoba (orangtuaidaman.com)



