SATWA RUMAHAN

PAKAN KELINCI, MENU BERAGAM KESEHATAN TERJAMIN

ORANGTUA IDAMAN – Soal pakan, jangan samakan kelinci hias dengan kelinci pedaging. Hindari jenis makanan monoton yang itu-itu. Agar kesehatan maupun penampilan kelinci piaraan tetap terjaga.

Sesungguhnya merawat kelinci hias tidak sekadar memberi makanan hingga kenyang. Dibutuhkan penanganan tertentu untuk menunjang kesehatan dan performa tampilan. Selain memberikan variasi pakan, juga dibutuhkan suplemen untuk menjaga kesehatan dan stamina. Dalam hal ini pengetahuan tentang nutrisi untuk hewan piaraan penting dipahami oleh hobiis.

Piaraan juga butuh variasi makanan agar tidak gampang jenuh. Sehingga nafsu makan piaraan stabil. Kelinci yang selalu diberi pakan yang monoton satu macam, akan mengalami penurunan gairah makan. Jika hal itu terjadi berlarut-larut, dapat menyebabkan kelinci rentan terserang penyakit serta mengurangi performa penampilannya.

Herbal dan Pepaya
“Piaraan juga perlu asupan herbal, layaknya kita. Selain itu juga dibutuhkan perawatan lain di luar makanan. Seperti pemeliharaan kandang dan perawatan kesehatan  tubuh seperti misalnya membersihkan dan memotong bulu,” kata Herianto, hobiis yang sekaligus breeder kelinci di Tobratan, Wirokerten, Yogyakarta itu.

Heri banyak belajar soal perawatan terutama yang menyangkut pemberian makanan. Dia bahkan juga melakukan percobaan pemanfaatan berbagai bahan makanan dari berbagai tumbuhan yang ada di alam sekitar tempat tinggalnya. Hasilnya, ada beberapa bahan makanan ‘lokal’ yang ternyata bagus buat makanan sekaligus herbal bagi kelinci. Salah satunya pepaya.

“Pepaya, mulai dari buah, daun dan pohonnya ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pakan kelinci hias, bahkan sebagai herbal yang mengandung antibiotik. Yang pasti, makanan tambahan ini adalah pakan murah melimpah. Tidak perlu mahal. Tapi manfaatnya nyata,” jelasnya saat ditemui di rumahnya yang juga lokasi breeding-nya, di Desa Tobratan, Wirokerten, Yogyakarta.

Buah pepaya mentah, bisa diberikan langsung. Sedangkan untuk pohon pepaya harus diolah terlebih dahulu. Caranya, batang pohon pepaya dikupas diambil bagian dalamnya, lalu dipotong kecil-kecil seukuran ibu jari. Kemudian direbus sampai air rebusannya mendidih, lalu diangkat dan ditiriskan sampai dingin. Baru kemudian bisa disajikan.

“Kalau musim lagi kurang bersahabat, misalnya dingin atau panas ekstrem, saya  menambahkan makanan ini sebagai herbal. Makanan tambahan dari pepaya ini untuk mencegah kembung, mencret maupun penyakit scabies. Saya sudah memanfaatkannya  berkali-kali, dan terbukti mujarab. Pengalaman ini juga saya tularkan ke peternak lain, dan mereka juga mengakuinya,” jelas Heri.  

“Selain saya beri makanan produk pabrikan, juga lebih banyak saya memanfaatkan makanan berbahan lokal seperti bekatul, beragam rumput, umbi-umbian, sari kroto, sari kedelai, ketela pohon, buah pepaya mentah dan olahan pohon pepaya. Tiap jenis makanan saya berikan bergantian,” katanya.

Sayuran memang makanan umum buat kelinci. Namun jika diberikan terus menerus, sementara suhu di sekitar kandang dingin, justru bisa membuat kelinci mencret atau kembung.  Buah dan pohon pepaya, lanjut Heri, memiliki kandungan serat yang bermanfaat mencegah munculnya gangguan pencernaan tersebut.

Jelas, dengan memanfaatkan makanan yang ada di sekitar, akan berdampak pada penghematan anggaran. Sejak memanfaatkan bahan lokal itu, Heri mengaku tak rutin membeli makanan pabrikan. Kalau sebelumnya setiap bulannya harus menyisihkan ratusan ribu buat beli pakan, sekarang tidak lagi.

“Dan terbukti dengan memanfaatkan herbal dari makanan lokal itu, kelinci piaraan saya tidak pernah terkena penyakit serius. Kembung juga belum pernah, apalagi scabies. Malah pernah saya membeli kelinci yang terkena penyakit tersebut, dan setelah sebulan saya tangani dengan memberikan makanan herbal itu, akhirnya sembuh dan sehat kembali”, ujarnya.  

Mencegah Serangan Semut
Di rumahnya, Heri memelihara berbagai jenis kelinci hias. Diantaranya ada new zealand, rex, nederland dwarf, english angora, dutch, dan flames giant. Seluruhnya berjumlah 26 ekor, terdiri dari 20 ekor indukan dan 6 ekor anakan yang masih menyusu. Piaraan itu ditempatkan dalam kandang berbahan bambu dan jeruji besi.

Tentu saja, selain makanan, yang tak kalah penting dilakukan adalah perawatan kandang dan bulu. Perawatan kandang, diantaranya membersihkan kotoran dan sisa-sisa makanan dilakukan tiap hari. Setiap hari pula dia mengganti minuman dan membersihkan tempat minuman dan tempat makanan.

Kandang kelinci, lanjut Heri, rentan kedatangan semut dan serangga maupun hewan lain yang bisa mengganggu. Sisa makanan yang terkena tetesan air minum misalnya, bisa memicu datangnya semut. Jika jumlahnya banyak akan menjadi gangguan.

“Agar hewan-hewan pengganggu itu tidak muncul, bisa diantisipasi dengan mengoles bagian kandang yang biasa menjadi jalur masuk serangga dengan kapur antisemut. Atau bisa juga dengan minyak bayi,” katanya.

Acara Rutin Cukur
Selain perawatan kandang, yang juga butuh perhatian adalah merawat bulu. Bagi kelinci jenis bulu panjang perlu dilakukan pencukuran. Karena kelinci tidak bisa rutin dimandikan, maka untuk menjaga kesehatan kulit, bagi yang jenis bulu panjang setiap empat bulan sekali harus dicukur.

“Pemotongan (rambut) disisakan sekitar satu sentimeter. Kemudian dilakukan penyisiran setiap hari. Penyisiran bulu ini juga dilakukan pada kelinci berbulu pendek. Sebab dengan menyisir sama dengan membersihkan kotoran yang ada di bulu,” jelasnya.



SIMAK JUGA ANEKA SATWA RUMAHAN INI!


KEBUN DAN TAMAN KELUARGA


error: Content is protected !!