TIPS BREEDING MURAI BATU: STRATEGI POLIGAMI LEBIH CEPAT BERBIAK
ORANGTUA IDAMAN – Agar proses pembiakkan efektif, dibutuhkan dua kandang betina berdekatan. Kedua betina itu dijadohkan dengan seekor pejantan.
Itulah yang dilakukan Tejo Handoko, breeder murai batu di Purbalingga, Jawa Tengah. Siklus beternak itu setelah seminggu kawin, bertelur lalu betina memasuki masa mengeram selama dua minggu.
Ketika betina yang lain memasuki masa mengeram, pejantan diambil, lantas dimasukkan ke kamdang betina yang lain. Setelah telur menetas, dilanjutkan dengan masa meloloh selama seminggu. Masa meloloh selesai, betina pertama siap dikawini lagi. “Tapi kandangnya harus berdekatan. Jadi pejantannya bisa tetap melihat kandang betina yang satu,” kata Hauw, panggilan akrabTejo Handoko.
Namun tak semua murai bisa dipoligami, ada pula yang hanya mau kawin dengan satu betina. Breeder harus benar-benar mengamati perilaku indukan. Jika tak mau kawin, biasanya si pejantan akan mematuki kepala murai betina.
Ketika burung betina mulai mengeram, sebaiknya murai jantan ditangkap lantas dimasukkan ke kandang murai betina yang satunya. Jika proses ini terlambat dilakukan, dikawatirkan murai jantan birahi akan membuang telur atau piyik yang sudah menetas.
“Dulu sepasang semua, satu kandang isi satu betina dan satu jantan. Tapi pernah vakum, tak bisa produksi karena betina mabung. Padahal masa mabung sekitar 4 bulan. Jadi saya bikin poligami. Satu betina bisa produksi 7 – 8 kali dalam setahun,” tutur pemilik Aneka Bird Farm.
Dengan pola poligami ini, Hauw bisa memanen piyikan setiap bulan. Biasanya seekor betina bisa menghasilkan anakan 2 – 3 ekor. Tapi jumlah anakan yang dipanen tak selalu banyak. Misalnya pada bulan Desember, memasuki musim hujan sehingga cuaca dingin, Hauw hanya bisa memanen seekor piyikan sebulan.
Usia tiga bulan pertama, merupakan masa rawan bagi piyikan. Selain risiko mati karena dibuang induk, anak murai juga mudah terjangkit sakit. Maka, pastikan kandang hangat dan pakan cukup. Setelah seminggu diloloh induk, piyik diambil untuk dilatih makan voer. Caranya, diloloh dengan kroto dicampur voer yang dicampur air panas.
Piyik disuapi 1 – 2 jam sekali. Jangan terlalu banyak, karena kalau kekenyangan bisa mati. “Yang penting telaten. Kalau gagal coba lagi,” begitu Hauw menuturkan kunci sukses beternak murai.
Hasilkan Anakan Bagus
Untuk menghasilkan burung berkualitas bagus, tidak boleh sembarangan menjodohkan murai batu. Ia menerapkan sistem criss-crossing untuk menghasilkan burung bagus. Dalam sistem criss-crossing ini, burung jantan (A) yang memiliki darah juara akan menurunkan bakat hebatnua kepada anak betinanya (B). Selanjutnya, anak betina (B) itu akan membawa gen genetik sang juara (A) kepada anaknya (C) atau cucu dari sang juara (A). Jadi, cucu sang juara itu yang akan memiliki sifat persis kakeknya (A).
Kw satu itu, saya pake betinanya yang sudah jawara tiga level. Jawara punya anak kawin, kemudian punya anak jawara terus kawin sama jawara yang lain dan punya anak betina. Betina ini yang dipakai. Betina yang dipakai minimal tiga level.
Yuk, beternak Murai! Agar populasi burung di alam tetap lestari (orangtuaidaman.com)
Hindari Inbreed
Perkawinan sedarah atau inbreed harus dihindari. Sebab perkawinan ini dapat merusak genetik. Misalnya, indukan menghasilkan dua anak, yaitu jantan dan betina. Ketika dewasa anakan sedarah ini dikawinkan. Akibatnya, perkawinan inbreed ini rentan terhadap penyakit, bahkan akan menimbulkan cacat.
Saat ini, inbreed dilakukan di kalangan breeder ekor panjang. Beberapa breeder melakukan inbreed untuk menghemat. Misalnya, satu jantan dikawinkan dengan lima betina atau empat betina sekaligus. Biasanya inbreed ini untuk memperkuat kekuatan, namun juga memperkuat kelemahan pula.
Jadi, teorinya, yang kuat bisa menghasilkan ekor sangat panjang. Cuma penyakitnya sama kayak orang, punya gula bisa tambah kenceng (parah) atau penyakit bawaannya. Kalau untuk burung lomba, saya anti inbreed.
SIMAK JUGA ANEKA SATWA KELANGENAN INI!
KEBUN DAN TAMAN KEKUARGA
