BUDIDAYA IKAN CORYDORAS: DIMINATI PENGGEMAR AQUASCAPING
ORANGTUA IDAMAN – Tingkat permintaan corydoras tergooong tinggi. Ikan ini belum banyak dibudidayakan. Padahal, keuntungan yang dapat diberikan menjanjikan.
Trend aquascaping terbukti ikut mendongkrak pamor berbagai jenis ikan hias. Selain ikan dari golongan tetra, ikan jenis catfish juga banyak diminati. Selain indah dan lucu, ikan dengan tubuh hitam berbintik kuning keemasan ini juga punya peran penting dalam aquascaping. Ia senang membersihkan sisa-sisa pakan yang berada di dasar akuarium. Corydoras juga gemar menyantap lumut yang tumbuh di atas permukaan daun tanaman aquascaping.
Harga ikan mungil ini lumayan menjanjikan yaitu sekitar Rp 2000 – Rp 2500 setiap ekor. Corydoras termasuk jenis ikan yang cepat beranak serta dalam jumlah banyak. Ia tidak mengenal musim kawin. Beranak sepanjang waktu kapan pun ia suka. Siklus produksinya adalah 2 minggu. Sifatnya seperti itu bisa menjanjikan keuntungan yang cepat berlipat kepada calon pengusaha.
Diekspor ke Jepang
Menurut Achmadi, suplai di pasar masih belum banyak. Sebab, saat ini belum banyak petani ikan melirik peluang emas yang ditawarkan oleh starby. Achmadi mampu mencetak corydoras starby kualitas ekspor sebanyak 2000 ekor setiap bulan. Berkat ikan mungil tersebut Achmadi bisa meraup omzet bulanan sebesar Rp 3 juta.
Corydoras banyak diminati pehobi ikan di luar negeri. Terutama Jepang dan Singapura. Umumnya permintaan akan melonjak pada bulan Agustus hingga November. Agar lebih mudah menebus pasar luar negeri, Achmadi bekerja sama dengan eksportir. Jadi saat ini Achmadi merupakan suplayer.
Supaya bisa memenuhi permintaan pasar, calon peternak corydoras tidak boleh hanya terpaku pada kuantitas saja. Namun, soal kualitas juga mutlak harus dipenuhi. Corydoras yang hendak diekspor harus berkualitas prima. Bentuk badan harus proporsional, ukurannya seragam serta warna harus benar-benar solid.
Anggapan bahwa cara budidaya corydoras sulit itu tidak benar. Di halaman belakang rumahnya, Achmadi mempraktikan budidaya corydoras dengan metode yang sangat sederhana. Modal yang dibutuhkan pun tidak banyak.
Membiak secara masal
Induk yang hendak dibiakkan harus benar-benar berkualias serta siap kawin. Induk koridoras siap kawin jika sudah mencapai usia 3 bulan. Atau, jika sudah memiliki ukuran panjang badan 2 –3 inci. Induk seperti itu bisa dibeli seharga Rp 10.000 – Rp 12.000. Harga induk betina dengan pejantan sama saja. Yang harus dipelajari yaitu perbedaan antara pejantan dengan induk betina. Pejantan biasanya memiliki badan memanjang. Sedangkan induk betina berbadan pendek namun lebih gemuk bila dibanding pejantan.
Induk terpilih lalu dibiakkan dalam sebuah kolam berukuran panjang 200 cm, lebar 120 cm dan dalam air 30 cm. Perbandingan jumlah populasi pejantan dengan populasi betina yaitu 1 : 2. Dalam kolam sebesar itu, Achmadi membiakan corydoras sebanyak 50 ekor. Terdiri dari 20 ekor pejantan dan 30 ekor induk betina.
Produktifitas seekor induk corydoras sukar dipastikan. Sebab, mereka bertelur secara masal dalam satu sarang yang sama. Dengan induk sebanyak 20 ekor, Achmadi mampu menghasilkan anakan sebanyak 200 ekor dalam satu siklus produksi.
Kolam pemijahan harus dilengkapi dengan aerator dan potongan pipa paralon sebagai tempat menempelkan telur. Potongan pipa paralon tersebut berukuran panjang 10 cm dengan diameter 2,5 inci. Sekitar 3 hari – 1 minggu setelah dikawinkan, induk betina akan bertelur. Pipa yang sudah berisi telur harus segera dipindah menuju akuarium penetasan.
Akuarium penetasan berukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 40 cm. Biasanya telur-telur corydoras akan menetas pada hari ke 3. Setelah berusia 4 hari ikan akan keluar dari sarang dan berkeliaran dalam akuarium. Pada saat itu, kuning telur di perutnya sudah habis, jadi Anda bisa menyuguhkan infusoria sebagai menu pertamanya.
Kondisi anak corydoras tersebut masih sangat rentan penyakit. Jadi kualitas air harus benar-benar dijaga. Penggantian air sebaiknya tidak terlalu sering dilakukan. Sebab, dikawatirkan anak ikan banyak yang mati lantaran perubahan sifat air yang mendadak. “Jika tidak terpaksa, tidak digantipun tidak apa-apa,”terang ketua paguyuban petani ikan di Jakarta Barat itu.
Setelah berusia 2 minggu, corydoras bisa segera dipindah menuju bak pembesaran berukuran sama dengan bak pemijahan. Coridoras siap dilego jika sudah berusia 2 bulan. Pasar menghendaki corydoras berukuran M, atau yang sudah memiliki panjang badan 2 – 3 inci. Ikan tersubut dijual seharga Rp 2000 – Rp 2500 setiap ekor.
Setelah telur dipindah, induk-induk dalam bak pemijahan harus diistirahatkan dulu selama 2 minggu. Induk corydoras tersebut disuguh menu extra gizi. Menu sehat diantaranya yaitu kutu air dan cacing sutera. Untuk memenuhi kebutuhan gizi ikan-ikan peliharaannya, Achmadi cuma mengeluarkan biaya sebesar Rp 3000 setiap tiga hari. Ongkos tersebut dipakai untuk membeli cacing sutera. Induk dianggap tidak produktif lagi jika sudah berusia 2,5 tahun.
Selamat mencoba (orangtuaidaman.com)