Taman & Tanaman Hias

PILAH-PILIH MEDIA ANGGREK: BANYAK HARA SEDIKIT LEMBAP

ORANGTUA IDAMAN – Salah satu faktor penentu tanaman anggrek mau berbunga adalah media tanam. Media tanam seperti apa yang dikehendaki anggrek?

Media tanam anggrek harus mampu menyimpan unsur hara. Selain itu media tanam pun harus sedikit lembap. Kriteria media tanam seperti itu tak terlepas dari sifat akar anggrek yang spongy alias bersifat seperti sepon. Punya lapisan velamen (turunan lapisan kulit epidermis) yang berlapis-lapis. Dengan begitu permukaan akar terlihat lebih licin, pada ujung akarnya bakal lebih lengket.

Ujung akar itu akan mencari tempat yang lebih lembap. Faktor kelembapan sangat mempengaruhi kecepatan akar mencengkram media atau pohon inang. Artinya, kemampuan akar mencari makan sangat dipengaruhi oleh media tanam yang kita pilih.

Syarat lain, media tanam anggrek mesti tahan lama alias tak mudah lapuk. Patut pula diperhatikan kemampuannya “menyimpan” udara. Pastikan tak menjadi sumber penyakit bagi si anggrek dan mampu mengikat zat hara. Perlu juga diperhatikan ketersediaannya di pasaran.

Aneka Media Tanam
Para hobiis kerap menggunakan beberapa material. Salah satunya adalah potongan pakis. Di pasaran bisa dijumpai 2 produk pakis, yakni cacahan pakis dan balok pakis. Produk balok pakis kerap digunakan untuk anggrek bulan dan dendrobium. Sementara cacahan pakis cocok untuk aneka anggrek tanah. Seikat potongan pakis dihargai Rp 8.000 – Rp 15.000.

Media tanam berbahan pakis kurang mampu menyimpan air. Namun material ini memiliki kelebihan berupa rongga udara. Sehingga sirkulasi udara bisa lancar dan akar pun tetap segar bugar. Sehingga mampu menyerap nutrisi secara maksimal.

Pakis pula yang menjadi pilihan Lusy Wahyudi, penggemar anggrek di Kelapa Gading, Jakarta. Ia menggunakan potongan pakis untuk menempelkan aneka dendrobium yang berderet mengisi pagar rumahnya.

Sifat seperti itu juga ada pada cacahan kaliandra. Penggunaan media tanam jenis ini memungkinkan udara bebas menyelinap di antara akar anggrek. Sayangnya, kelembapan media tanam kaliandra tinggi. Sehingga kerap terlihat bercak putih jamur. Agar aman, media ini harus sering diganti. Tentu saja langkah ini bila terlalu sering dilakukan, bisa menimbulkan stres pada tanaman.

Ada juga media arang. Selain ringan, arang tak mudah lapuk. Cendawan pun ogah tumbuh. Sayangnya media tanam ini kurang mampu menyerap air. Sehingga untuk menjaga lingkungan cukup lembap, kita harus rajin menyiramnya. Paling tidak dua kali sehari. Frekuensi penyiraman bisa bertambah bila musim kemarau. 

Media arang terbilang murah dan mudah didapatkan. Sehingga ia kerap jadi pilihan utama para pedagang dan hobiis. Kalau menggunakan arang, selain murah juga mudah kalau kita mau repotting.

Media Tanam Lain
Media tanam lainnya yang memiliki karakter mirip arang adalah batu apung. Benda ini memiliki kemampuan mengikat air secara baik. Selain itu, pori-porinya menyebar di sekujur permukaan batu menyebabkan material ini memiliki aerasi dan drainase yang baik. Agar bisa berperan lebih maksimal, sebaiknya media ini dicampur dengan material lain.

Tak ada batu apung, bisa menggunakan pecahan genting dan pecahan batu bata. Karakter kedua media ini mirip dengan batu apung. Yakni memiliki aerasi yang baik. Sayang, keduanya terbilang berat, sehingga kerap sebagai media dasar. 

Peran yang sama diemban styrofoam. Walaupun berbobot ringan, media ini kerap  sebagai alas media tanam. Sifatnya yang mampu menyerap air, menjadikannya cocok untuk anggrek yang berada di lingkungan kaya sinar matahari dan bersirkulasi lancar. Sayangnya, entah mengapa media ini kerap jadi sarang semut. 

Sphagnum moss bisa digunakan sebagai media alternatif. Selain berdaya ikat air cukup baik, media ini memiliki aerasi dan sistem drainase yang baik. Sehingga air mudah meresap dan udara pun bebas menyelisip masuk di antara akar. Kekurangannya, benda ini harus terus dikontrol kelembapannya. Bila sudah terlampau kering, segala kelebihannya bakal sirna seketika.

Bahan lainnya adalah gabus. Awet alias tak mudah busuk dan ringan. Sayangnya ia kurang mampu menyimpan air. Sebaiknya bahan ini dipotong-potong kecil dan dicampurkan dengan bahan lain.

Adalagi media tanam dari sabut kelapa. Salah satunya coco husk chip. Media tanam ini terbuat dari potongan sabut kelapa yang telah dipres dan dipotong berbentuk kepingan segiempat. Bila akan menggunakannya, rendam dulu dalam air untuk menghilangkan sisa garam yang ada dalam sabut.

Media tanam apa yang akan dipilih? Sebelum menentukan pilihan, sebaiknya material itu disesuaikan dengan kebiasaan kita dalam merawat anggrek. Bagi yang menyiram anggrek paling sedikit 2 kali sehari, pilih media tanam yang kurang mampu menyimpan air. Misalnya gabus. Sebaliknya bagi yang jarang menyiram anggrek, pilih media yang mampu mengikat air. Contohnya media tanam berbahan campuran kaliandra dan pakis. (orangtuaidaman.com)


MENGGANTI MEDIA TANAM
Bila media tanam sudah terlihat rusak, segera lakukan penggantian media. Kenapa perlu diganti? Sebab, media busuk alias rusak memiliki kadar pH 5,5 -6. Bila dibiarkan, angkanya bisa merosot drastis. Artinya, lingkungan di sekitar sudah berubah asam. Jika dibiarkan, anggrek bakal tumbuh merana. Sehingga ia bakal mogok berbunga.

Secara normal, usia pakai media tanam bisa lebih dari setahun. Ketika melakukan pergantian media, perhatikan kondisi dan ukuran akarnya. Kalau akarnya panjang dan tebal, pilih potongan media pakis sebaiknya berukuran besar pula. Semisal berukuran panjang 4-5 cm. Sebaliknya, jika kondisi akar masih kecil, bisa mengggunakan potongan media 3 cm.  


SIMAK JUGA ANEKA FAUNA CANTIK INI!


SATWA RUMAH


error: Content is protected !!