BurungSATWA RUMAHAN

POLES KACER JAWARA, DONGKRAK NILAI JUAL

ORANGTUA IDAMAN – “Kita mencari kacer bagus bisa tertipu. Kalau dites satu lawan satu suaranya nyaring, tapi waktu ketemu 30-40 lawan malah tak mau bunyi,” papar Sugiyono, kicaumania dari Purwokerto, Jateng.

Karenanya, Giyono menyarankan, kalau mau cari kacer yang bagus untuk kontes sebaiknya hunting di arena latihan bersama atau latber. Harganya memang lebih mahal dibandingkan dengan harga di pasar burung. Di pasar, harga kacer tak sampai Rp. 1 juta, tapi kalau di latber bisa mencapai lebih dari Rp. 5 juta.

Apalagi kalau burung itu pernah menggondol gelar juara. Di arena kontes yang biaya pendaftarannya Rp. 20 ribu saja, kacer yang juara di situ harganya bisa melonjak  Rp. 7 juta.

Kalau mau cari harga hemat, cari kacer bagus yang belum juara. Tapi telinga dan mata harus jeli. Dengan polesan bagus selama 3 – 6 bulan, kacer itu bisa diorbitkan jadi pemenang.

Menurut Giyono, tak ada katuranggan atau ciri fisik yang baku untuk kacer yang bagus. Ukurannya bukan katuranggan melainkan vokal, gaya bertarung, dan tidak mbagong atau tak bergaya seperti kuda laut. Untuk vokal, perhatikan irama, speed (kecepatan), volume, variasi lagu, ada tonjolan atau tembakannya.

Sementara gaya bertarung sebaiknya pilih kacer yang gayanya tenang saat bernyanyi. “Burung yang suaranya nyaring dan gayanya tenang biasanya bawa lagunya tuntas,” kata Giyono, pemilik kacer jawara bernama RG dan Robinhood.

Kicaumania di area Barlingmascakeb (Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen) yang termasuk wilayah Blok Tengah memang tengah gandrung pada kacer. Salah satu indikatornya yaitu waktu kontes gantangan kacer selalu penuh. Biasanya tersedia 40 – 60 gantangan. Giyono dikenal penghasil kacer jawara. Tahun 2010, ia mengorbitkan Silhouette, lalu 2011 ada Santana dan Fortuna, dan 2012 ada Aurora yang sering jadi jawara.

Titen dan Telaten
Kunci sukses memoles kacer agar meraih juara yaitu titen, memperhatikan kebiasaan tiap burung. Kebiasaan antara burung yang satu dengan yang lain tidak sama, sehingga perlakuannya juga harus berbeda. Mulai dari kebutuhan pakan, kebiasaan waktu mabung, hingga perlakuan khusus sebelum kontes. Selanjutnya telaten, tekun dan sabar merawat burung karena perawatan prima mendukung penampilan burung saat berlaga.

Salah satu hal yang harus dihindari waktu kacer manggung yaitu gaya mbagong atau mbujung atau perilaku seperti kuda laut. Kalau sudah mbagong, kacer mogok bunyi. Kalau menunjukkan ciri itu, kacer tak bisa ikut kontes. Kebiasaan tiap burung berbeda-beda, sehingga penyebab munculnya gaya mbagong pun beragam. Karenanya, pehobi harus benar-benar memperhatikan kebiasaan tiap burung kesayangannya.

Misalnya RG, kacer jawara milik Giyono. Biasanya untuk burung koleksinya, Giyono memberi extra fooding berupa kroto dan ulat hongkong selama tiga hari menjelang lomba. Pakan ulat hongkong yang kaya protein bisa membuat burung jadi gacor. Tapi RG milik Giyono berbeda. Kalau diberi extra fooding sebanyak itu, RG malahan jadi mbagong waktu kontes. Karenanya, RG cukup diberi dua ekor ulat hongkong sehari sebelum laga. Selain itu, RG juga perlu ngadem sebelum masuk arena kontes. Karenanya, sebelum naik gantangan, RG disemprot air lebih dulu.

Sementara Robinhood perlu setelan tinggi sehingga perlu extra fooding berupa kroto dan ulat hongkong sejak tiga hari sebelum lomba. Tujuannya, agar power si Robinhood maksimal saat laga. “Kalau RG diberi setelan sama dengan Robinhood, malah nggembos,” kata ayah dua putra ini sembari tersenyum.

Pakan harian dibuat sama yaitu voer. Pakan tambahan yang diberikan tiap pagi, siang dan sore masing-masing tiga ekor jangkrik. Selain itu, master juga sama, satu burung biasanya diisi 3-4 ekor master hidup dan master elektronik yang disetel sepanjang hari.

Master hidup yang biasa digunakan oleh Giyono antara lain penthet, lovebird, ciblek, cucak jenggot, cililin, atau gereja tarung. Ocehan apapun bisa jadi master, dan makin banyak master biasanya makin bagus. Pasalnya, variasi lagu makin banyak. Dalam penilaian waktu kontes, bila variasi lagu dan suara tonjolannya banyak makin tinggi nilainya.

Waktu memaster paling baik adalah saat mabung. Saat itu burung benar-benar beristirahat sehingga maksimal menyerap isian dari master. Pakan yang bagus pada masa mabung ini yaitu ulat hongkong. Menurut Giyono, kandungan protein pada ulat tersebut untuk mempercepat pertumbuhan bulu. Dosis pakannya, 10 – 20 ekor ulat hongkong sekali makan. Pemberiannya sehari tiga kali.

Berikutnya, untuk melatih agar stamina kacer selalu prima saat berlaga, mereka perlu olahraga. Olahraga di kandang umbaran sangat penting dilakukan seusai mabung. Setelah bulu baru tumbuh memenuhi tubuh si burung, burung diletakkan di kandang umbaran.

Tiap pagi, sekalian berjemur, sekitar pukul 07.00 – 11.00 burung koleksi Giyono bergiliran masuk kandang umbaran. “Saya buatkan kandang umbaran sepanjang 3 meter. Mereka (burung jawara) suruh mabur (terbang) di situ 300 kali,” kata pemilik Sasha-Dimas Bird Farm ini.

 Tapi kalau mau turun kontes, tiga hari sebelum lomba, burung tak diumbar. Burung dikerodong agar istirahat. Pemberian extra fooding supaya stamina bagus dan si burung gacor.

Tak hanya perlakuan pra lomba yang penting. Saat kontes pun, kebiasaan tiap burung harus diperhatikan. Giyono bercerita, ia pernah lupa mengambil wadah minum saat kacer masuk arena. Akibatnya, setelah berkicau beberapa saat, waktu laga belum selesai, si kacer minum kemudian mbujung dan mogok bunyi. Gelar jawara pun gagal diraih. Jadi, agar berhasil menghantar burung kesayangan memperoleh juara, harus memperhatikan dari hal-hal kecil. Salam kicaumania.

Seperti ATM Hidup

Burung jawara bisa menjadi mesin uang untuk pemiliknya. Asal mau turun kontes, burungnya berhasil menggondol gelar jawara sekaligus memperoleh hadiah uang tunai. “Kontes latber kemarin, yang pendaftarannya cuma Rp. 20.000, RG dapat hampir Rp. 1 juta. Seperti ATM (Anjungan Tunai Mandiri) saja,” kata Giyono tertawa.

Memoles burung jadi jawara bisa mendongkrak harga. Misalnya RG yang dibeli seharga Rp. 2,5 juta, lalu ada pehobi yang tertarik membeli seharga Rp. 35 juta, tapi Giyono belum mau melepasnya.



SIMAK JUGA ANEKA SATWA RUMAHAN INI!


KEBUN DAN TAMAN KELUARGA


error: Content is protected !!