IkanSATWA RUMAHAN

PILAH-PILIH PAKAN IKAN AKUARIUM AIR LAUT

ORANGTUA IDAMAN – Anda ingin kehidupan ikan air laut dalam akuarium bahagia dan sejahtera? Jangan salah pilih pakan. Begini tips memilih pakan bagi mereka.

Makanan adalah sumber energi bagi tiap makhluk hidup. Demikian pula makhluk penghuni akuarium laut. Berbagai jenis ikan, aneka hewan karang, kuda laut, bintang laut, bahkan anemon laut bisa menghuni akuarium laut. Setiap jenis punya kesukaan makanan masing-masing.

Udang rebon salah satu pakan alami vaforit.

Makanan yang baik adalah yang mempunyai kandungan gizi lengkap. Antara lain protein yang mempunyai kandungan asam amino esensial, lipid dengan kandungan asam lemak yang tepat, karbohidrat, vitamin, serta mineral penting. Untuk mendukung kelengkapan gizi, bisa diberikan kombinasi makanan yang beragam. Proporsi kebutuhan gizi dan jumlahnya ditentukan oleh spesies, tahap pertumbuhan, dan status reproduksi. Faktor luar seperti suhu, musim, atau pencahayaan juga mempengaruhi nafsu makan dan kebutuhan makanan.

Jenis Pakan
Ada beberapa jenis pakan, baik yang alami maupun buatan. Berdasarkan bentuknya, pakan dibedakan sebagai berikut :

a.  Pakan hidup
Pakan jenis ini berupa makhluk hidup yang biasa dimakan oleh ikan seperti di habitat aslinya. Seperti urutan rantai makanan yang prosesnya berlangsung secara alami. Yang termasuk jenis ini antara lain rebon hidup, kerang hijau, anak ikan mas, atau ikan cere.

Anak ikan mas atau cere biasanya dimakan oleh ikan karnivora. “Ikan trigger senang makan anak-anak ikan mas. Selain itu, saya juga pernah beri dia makan cere, ternyata doyan.” tutur Lina, pehobi akuarium laut di Tangerang.

Ikan jenis piscifora (pemakan ikan) juga lebih senang diberi pakan hidup. Ikan snipper, scorpion, kerapu, termasuk piscifora. Makanannya ikan-ikan yang lebih kecil. Selain pemakan ikan, ada juga ikan karnivora pemakan hewan karang. Ikan kepe-kepe, keling, butterfly, dan scorpion fish juga termasuk jenis ikan yang punya kecenderungan makan hewan karang. Oleh sebab itu, jika ingin merawat hewan karang dalam akuarium lebih baik tidak disatukan dengan ikan karnivora.

Makhluk hidup lain yang ukurannya sangat kecil seperti artemia juga bisa jadi pakan. Kuda laut, bintang laut, dan jenis udang pembersih (misalnya udang pelet dan udang merah putih) menyukai artemia untuk dimakan. Selain artemia, udang juga memakan jasad renik (mikroorganisme) yang ada di akuarium. Kehadirannya di akuarium bisa berfungsi sebagai pengurai tingkat makro.

Kelebihan pakan hidup adalah kebutuhan gizi setara dengan gizi yang bisa diperoleh ikan di alam. Pakan hidup juga mengandung banyak serat. Tapi sayangnya pakan hidup ini bersifat musiman, saat tertentu sulit didapat. Selain itu, pakan hidup ini juga bisa menjadi pembawa bibit penyakit. Misalnya udang yang hidup dalam air tercemar bisa mengimpor bakteri ke dalam akuarium.

Plankton juga termasuk jenis pakan hidup. Konsumen utama plankton adalah hewan karang. Jenis hewan karang seperti jamur, seroja, polip, batu hiu, atau brain coral (karang otak) juga memakan plankton.

b. Pakan segar
Jenis pakan ini misalnya sayuran segar, udang cacah, potongan ati ayam atau daging segar. Udang cacah mempunyai kandungan kalsium, protein, dan lemak.

Sayuran segar seperti sawi atau caisin dan selada air disukai oleh ikan herbivora. Ikan jenis angel, surgeon fish, dan ikan tank makan sayuran itu. Potongan daging segar bisa diberikan ke ikan jenis karnivora. “Anemon laut juga doyan ati ayam yang dipotong kecil-kecil.” tutur Hengky, pehobi akuarium laut di Klapagading, Jakarta Utara.

c.  Pakan beku
Udang atau rebon beku termasuk jenis pakan beku. Kelebihan pakan jenis ini yaitu bisa tersedia setiap waktu, sebab bisa tahan lama kalau disimpan di freezer atau lemari es. Ada kemasan berbentuk kapsul, ada pula yang kotak. Cara pemberiannya yaitu dengan dicairkan langsung ke dalam air di akuarium. Pakan beku ini dalam kemasannya juga bisa diformulasi dengan zat lain untuk melengkapi kebutuhan ikan akan vitamin dan mineral.

Kelemahannya yaitu ada resiko mengalami penurunan kandungan hara. Terutama untuk pakan yang kemasannya sudah lama. Selain itu, memberikan pakan ini tidak bisa dengan alat auto feeder atau food timer. Sebab, udang beku bisa busuk kalau dibiarkan berhari-hari dalam kondisi suhu kamar (tidak diletakkan di lemari es). Kalau busuk tidak boleh diberikan ke ikan sebab bisa menyebabkan whitespot pada ikan dan ikan bisa mati.

d. Pakan kering
Pakan jenis ini mudah digunakan karena kemasannya praktis dan cara pemberiannya mudah. Selain itu, ia juga relatif tahan lama. Yang termasuk jenis pakan kering yaitu pelet. Pelet mempunyai kandungan gizi terbanyak yaitu protein dan karbohidrat. Kandungan lemaknya sedikit.

Berdasarkan bentuknya, pelet dibedakan antara yang berbentuk butiran, tablet, atau lempengan. Berdasarkan sifatnya, ada pelet yang jenis mengapung, ada yang jenisnya tenggelam. Tiap jenis punya karakteristik masing-masing.

Penggunaan tergantung kesukaan hobiis. Lina, hobiis di Tangerang lebih menyukai pelet mengapung. “Kalau pelet mengapung di permukaan air kita bisa lihat langsung ikannya makan atau tidak. Kalau pemberian terlalu banyak bisa segera diambil lagi.” kata Lina. Sisa pakan harus segera diambil lagi sebab bisa busuk di akuarium. Pembusukan dari sisa pakan ini bisa menyebabkan peningkatan kadar amonia yang juga memicu penyakit whitespot dan ikan mati.

Lain halnya dengan Hengky yang lebih menyukai pakan pelet tenggelam. “Pelet tenggelam lebih lekat dan kandungan gizinya lebih banyak.” begitu Hengky menuturkan alasan cenderung memilih pelet yang tenggelam. Selain itu, menurut Hengky pelet mengapung juga bisa masuk filter sehingga kurang efisien. Setiap jenis memang punya kelebihan dan kekurangan.

Jenis pakan kering selain pelet yaitu roti. Ikan bisa diberi potongan roti untuk menambah gizi berupa karbohidrat. Tapi, jangan terlalu banyak.

Pemberian Pakan
Selain jumlah dan jenis pakan, waktu dan cara pemberian pakan juga mempengaruhi efektivitas penyerapan gizi. Jenis disesuaikan dengan kesukaan, sedangkan jumlah disesuaikan dengan kebutuhan. Waktu terkait dengan masa pertumbuhan dan masa adaptasi. Sedangkan cara pemberian menyesuaikan dengan karakteristik jenis pakan.

Biota laut yang baru dipindahkan ke akuarium perlu proses adaptasi. Nutrisi yang tepat baik jenis maupun jumlah bisa membantu mereka melewati masa adaptasi dengan baik. Sehingga organisme itu tidak mati meski dipindah ke habitat yang baru.

Setiap organisme bila memasuki tempat hidup yang baru selalu memerlukan proses adaptasi. Demikian pula organisme laut. “Sebagian besar biota laut yang masuk ke akuarium membawa zat-zat racun yang bisa memicu penyakit semisal whitespot, dan bahkan kematian. Sehingga kualitas air dan makanan sangat penting diperhatikan.” ujar Hengky. Untuk mendukung kualitas air, bisa ditambahkan oksi dan cuprum (Cu).

Pakan yang penting diberikan selama masa adaptasi yaitu pakan hidup. Supaya ikan tidak kaget perlu diberi pakan yang sama dengan pakan yang biasa ia dapati di alam. Misalnya rebon hidup. Selanjutnya bisa diselingi dengan kerang hijau atau udang cacah. Pakan buatan seperti pelet baru bisa diberikan minimal seminggu atau dua minggu setelah ikan itu di akuarium.

Soal jumlah atau dosis yang tepat dipengaruhi oleh kepadatan populasi hewan di akuarium. Tak ada patokan baku. Salah satu tanda yang bisa diamati adalah kalau ikan terlihat sudah enggan makan sebaiknya pakan yang tersisa segera diambil. “Lima menit makanan tidak habis harus segera diangkat.” ujar Hengky tegas. Sebab, sisa pakan bisa menyebabkan pembusukan yang kemudian memicu bakteri penyebab penyakit. Whitespot atau velvet, penyakit pada ikan laut yang bisa berujung pada kematian ikan.

Cara pemberian pakan juga beragam. Cara yang biasa dilakukan yaitu langsung diletakkan di air. Baik pakan hidup, pakan segar, pakan beku, maupun pakan kering bisa langsung diberikan dengan cara ini. Ada pula cara pemberian pakan dengan alat auto feeder atau food timer. Pakan kering seperti pelet bisa diberikan dengan alat ini. Pemberian pakan dengan auto feeder bisa lebih praktis. Bila hendak meninggalkan akuarium selama beberapa hari, auto feeder bisa membantu menjaga agar ikan tak kelaparan selama kita tinggal. Tapi alat ini sebaiknya tidak diaplikasikan untuk pakan hidup atau pakan beku atau pakan segar. Sebab jenis pakan itu mudah busuk.

Pemberian pakan berupa sayuran segar cukup mudah. Misalnya caisin, kita tinggal mengikatnya di batu karang atau meletakkannya di pasir. Ikan herbivora akan segera memakannya. Bila ikan sudah tidak mau makan lebih baik sayuran itu segera diambil.

Nah, pakan yang tepat dan jumlah cukup mendukung pertumbuhan optimal. Bila organisme penghuni akuarium laut itu bisa tumbuh dengan baik, ekosistem pun berjalan normal dan lestari (orangtuaidaman.com)


TIPS MEMBELI PAKAN IKAN
Prinsipnya pakan masih bagus dan segar. Untuk pakan hidup misalnya ikan atau rebon hidup cirinya saat beli ia masih bisa bergerak lincah. “Selama ikan kecil itu masih jalan-jalan berarti masih bagus. Yang penting tidak mati.” ujar Lina, pehobi akuarium laut di Tangerang.

Demikian pula untuk pakan segar seperti sayuran atau daging segar. Ciri fisik kalau sayuran segar yaitu tidak layu. Menurut Lina, kalau sayuran tampak busuk atau berlubang penuh ulat lebih baik tidak diberikan ke ikan.

Pakan ikan buatan masih bagus atau tidak, bisa dilihat dari kemasan dan isinya. Kalau membeli pelet dalam botol atau kemasan lainnya harus diguncang dulu. Bunyi butiran atau lempengan pelet saat kemasan diguncang itu membuktikan pelet masih bagus atau tidak. “Kalau waktu diguncang tidak ada bunyinya bisa jadi pelet sudah menggumpal. Itu kurang bagus, lebih baik tidak dibeli.” papar Lina.

Pakan beku yang masih bagus juga bisa dilihat dari ciri fisiknya. Biasanya pakan beku yang masih bagus warnanya segar. Misal udang beku warnanya merah dengan bercak abu-abu. Jika udang beku itu sudah ada warna kehitaman, berarti sudah lama. Itu kurang bagus.



SIMAK JUGA ANEKA SATWA KELANGENAN INI!



KEBUN & TAMAN


error: Content is protected !!