NASI BEBEK MAK ISA: MAKAN ENAK ENGGAK HARUS MAHAL
ORANGTUA IDAMAN – Makanan enak tak harus mahal. Strategi ini ditempuh Mak Isa pengusaha kuliner bebek, di tengah maraknya bisnis serupa. Berkat pemasaran unik ini , setiap hari 4.000 bungkus nasi bebek ludes di borong pelanggan. Sebagian besar pelanggannya adalah para re-seller yang menjual lagi nasi bebek yang dibeli dari sini.
Meski bisnis kuliner bebek terlihat jenuh, tak berarti untung yang bisa dikeruk kian ciut. Adalah Mak Isa, pengusaha kuliner nasi bebek di Klender, Jakarta Timur, mampu membuktikan hal ini. Di tengah hiruk-pikuk bisnis olahan bebek yang kian berjubel, wanita ini tetap mampu mencetak keuntungan gede. Dari warung sederhananya, Mak Isa rutin melayani pesanan tak kurang dari 4.000 bungkus nasi bebek / hari.
Cita rasa memang tak boleh dipertaruhkan, meski ternyata bukan nomer satu. Agar usahanya laris, Mak Isa menjalankan strategi pricing yang jitu. Wanita asal Madura ini mematok harga jauh di bawah harga rata-rata para pesaing. Dengan tetap mempertahankan kekhasan rasa, harga nasi bebeknya dibanderol Rp 16.000 / porsi. Sementara harga nasi bebek pada umumnya berkisar antara Rp 22.000 / porsi.
Bagi Isa, besarnya ukuran daging bebek tidak selamanya memuaskan konsumen. Ketika dapur pesaing membagi karkas bebek menjadi 4 bagian, Mak Isa menjadikannya 8 bagian. Toh, meski ukurannya lebih kecil pelanggan tetap puas. Pasalnya, bumbu racikan bebek dan cara penyajiannya berbeda. Isa menyajikan daging bebek dengan bumbu kretek. Sedangkan daging bebek di warung-warung lain pada umumnya disuguhkan dengan bumbu srundeng. Berkat bumbu kretek, pelanggan memberi vonis nasi bebek buatan Mak Isa … Mak Nyus tenan.
Demi menjaga kepercayaan pelanggan, Mak Isa selalu mengutamakan kualitas masakannya. “Bumbu dan bahan yang saya gunakan selalu segar dan alami. Tidak ada bahan pengawet ataupun pewarna buatan,” jelas Mak Isa.
Bermodal 15 gram perhiasan
Tahun 1991, Isa melego perhiasan 15 gram miliknya sebagai modal awal. Saat itu hanya 1 ekor bebek yang dibutuhkan setiap harinya untuk meracik 8 porsi nasi bebek. Sekaligus ia memperkenalkan makanan khas dari kampungnya, Madura. “Semula saya sempat malu merintis bisnis ini. Soalnya dulu banyak orang yang meledek usaha ini. Nasi bebek, apaan tuh? Emangnya enak, Bu?,” papar Mak Isa menirukan komentar miring orang-orang. Satu-dua konsumen mencicipi nasi bebek buatan Mak Isa. Berkat keahlian meracik bumbu, konsumen puas. Akhirnya, mereka menyebar kabar lezatnya nasi bebek Mak Isa kepada orang lain. Konsumen mulai meluber. Jumlah pelanggan berkembang menjadi ratusan. “Dulu di sini belum ada yang berjualan nasi bebek. Saya hanya coba-coba. Alhamdulillah banyak pelanggan yang suka,” cerita Isa.
Bisnis mungil yang ia tekuni tumbuh semakin besar. Warung ciut di depan pabrik es tak cukup lagi menampung pengunjung. Pada tahun 2000, sebagian keuntungannya diinvestasikan membeli sebuah ruko berlantai 2 di kawasan Pasar Klender. Tempat usaha baru itu dilengkapi area pemotongan bebek di bagian belakangnya.
Kini rumah makan nasi bebek di Jalan Raya Bekasi Km 17, Klender itu tak pernah sepi. Mayoritas dari ratusan pengunjung adalah pegawai kantoran, banyak pula yang berseragam polisi. Sampai sekarang ia menerima pesanan sekitar 1.000 bungkus dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya setiap hari Jumat. Pelanggan paling ramai datang ketika hari libur, seperti Sabtu dan Minggu. Dalam sehari Mak Isa mampu menjual ribuan bungkus nasi bebek.
Kini, Mak Isa sudah memiliki empat cabang yang terletak di Kebembem, Kebon Jati, Prumpung, dan Pulogadung. Ia mempercayakan 3 orang anak dan satu saudaranya untuk mengelola masing-masing cabang.
Info Resto
Nasi Bebek Mak Isa
Alamat : Jl. Raya Bekasi Km.13 Klender Jakarta Timur.
Cabang : Kebembem, Kebon Jati, Prumpung, dan Pulogadung.
Karyawan 16 orang
Buka : Pukul 05.00 – 13.00 WIB.
Pukul 06.00 – 21.00 WIB.
Harga : Rp 16.000,-/ porsi.
Pemasaran berantai
Berbeda dengan pebisnis kuliner pada umumnya, bagi Mak Isa end user bukan target akhir yang dibidik. Melalui strategi harga miring, ia merintis cara pemasaran berantai. Pengunjung warungnya bukan hanya penikmat nasi bebek. Banyak di antaranya menjual kembali nasi bebeknya. Harga murah tersebut menawarkan peluang bagi konsumen untuk ikut memasarkan kembali nasi bebek. Taktik ini terbukti berhasil mengantar Isa memasuki gerbang sukses berbisnis kuliner secara massal.
Re-seller seperti itu biasanya membeli dalam porsi besar. “Rutin setiap pagi, ada yang memesan 50, 80, bahkan sampai 100 bungkus. Biasanya saya kasih korting, jadi mereka juga dapat untung. Ya bagi-bagi rejekilah. Mereka kan membeli untuk dijual lagi” tutur Mak Isa.
Menu Berbumbu Hitam
Pengolahannya daging bebek ala Mak Isa sederhana. Daging bebek yang sudah dipotong dan dibersihkan, kemudian direbus hingga empuk. Setelah itu baru digoreng, dan dibumbui dengan bumbu khas Madura atau disebut kretek (bumbu kering). “Proses pemotongan dan membersihkan bebek dilakukan setiap hari mulai pukul 13.00 WIB,” ujar Syafi’i, salah satu karyawan Mak Isa. Proses penggorengan dimulai pukul 03.00 hingga 05.00 WIB.
Seporsi nasi bebek terdiri atas dua potong bebek berukuran kecil, nasi putih dan irisan mentimun. Harganya sangat terjangkau, hanya Rp 10.000/porsi. Daging bebek yang berbumbu hitam pekat itu sangat gurih dan pedas. Menurut para pelanggan, bumbu inilah yang membedakan nasi bebek Mak Isa dengan yang lain.