TITER ANTIBODI: KUNCI SUKSES VAKSINASI ANJING
FAUNA MANALIA – Untuk menghasilkan respon kekebalan yang cukup memadai, vaksinasi mesti dilakukan pada saat yang tepat.
Pengukuran titer antibodi bisa jadi kado petunjuk bagi dokter hewan untuk menentukan waktu yang tepat pemberian vaksin. Dengan bantuan teknologi diagnostik terkini, pemeriksaan titer antibodi menjadi sesuatu yang sangat direkomendasikan, demi kesuksesan pembentukan sistem imunitas hewan kesayangan Anda.
Asal tahu saja, fakta menunjukkan, setidaknya sebanyak 5% anak anjing yang divaksinasi mengalami kegagalan membentuk tingkat kekebalan yang dapat melindungi dari serangan Canine Distemper Virus. Sementara fakta lainnya menyebutkan, setidaknya 17% anak anjing yang telah divaksin pun gagal mendapatkan status kekebalan yang dapat mempertahankan diri dari infeksi Canine Parvovirus.
Ini Faktor Utamanya
Tingginya titer antibodi yang diwariskan induk kepada anak anjing menjadi faktor utama penentu keberhasilan vaksinasi. Jika vaksinasi dilakukan terlalu dini, saat titer maternal antibodi masih sangat tinggi, alhasil vaksin akan dinetralisasi. Kondisi ini sangat merugikan hewan. Pasalnya titer antibodi yang bersirkulasi dalam tubuh akan berkurang akibat proses netralisasi tersebut.
Di samping itu, vaksinasi hampir dapat dipastikan tidak dapat membentuk sistem kekebalan seperti yang diharapkan. Dalam kondisi semacam ini, hewan menjadi sangat rentan terhadap infeksi. Itulah sebabnya, vaksinasi pertama pada anjing direkomendasikan dilakukan pada saat titer maternal antibodi mulai turun. Dengan demikian, vaksinasi diharapkan mampu menstimulasi pembentukan sistem kekebalan dengan diikuti meningkatnya titer antibodi sehingga mencapai level protektif.
Atas dasar itulah, dalam beberapa literatur mengenai vaksinasi pada anjing disarankan agar vaksinasi pertama dilakukan pada rentang usia 8-9 minggu. Ini merujuk pada saat titer maternal antibodi telah mengalami penurunan. Rentang waktu 8-9 minggu didasarkan atas variasi turunnya maternal antibodi pada anjing, yang dianggap paling efektif dalam menggertak timbulnya antibodi baru.
Harus diakui, selama ini prosedur pemeriksaan titer antibodi pada anjing dengan cara konvensional. Yakni tes hemagglutinatoin inhibition dan serum neutralization assay yang dilakukan dilaboratorium, tidak cukup praktis dan ekonomis apabila diterapkan di meja praktek dokter hewan. Sehingga prosedur ini tidak cukup populer di kalangan hobiis anjing. Namun dengan pencapaian teknologi saat ini, pemeriksaan titer menjadi sesuatu yang mungkin dan bahkan sangat direkomendasikan. Belakangan ini, hasil pemeriksaan titer antibodi anjing dapat diketahui hanya dalam waktu 20 menit.
Dengan menggunakan test kit (menggunakan teknologi solid phase chromatographic immunoassays), yang bentuknya mirip test pack kehamilan pada manusia itulah, dokter hewan dapat menentukan pijakan waktu kapan vaksinasi anjing sebaiknya dilaksanakan. Bisa saja harus dilakukan sesegera mungkin, 10 hari, 20 hari, atau 30 hari kemudian.
Petunjuk Prognosa
Selain itu, teknologi deteksi cepat antibodi ini juga dapat memberi petunjuk tentang prognosa (perkiraan kesembuhan) penyakit parvo dan distemper pada masa awal maupun akhir infeksi. Keunggulan lainnya adalah test kit ini menggunakan sampel darah yang relatif sedikit. Hanya dibutuhkan 1 mikroliter saja. Itu artinya jurus ini termasuk teknologi ramah bagi pemilik anjing.
Melalui teknologi sejenis, dapat diketahui titer antibodi yang dihasilkan dari vaksinasi. Cara ini memberi kepastian tentang efektivitas vaksinasi yang telah dilaksanakan dan kapan vaksinasi serta tes titer selanjutnya harus diagendakan. Dan yang paling ekstrim, jika ada anjing tidak mampu merespon vaksinasi, serangkaian prosedur pemeriksaan titer antibodi yang dijalankan akan dapat mengetahui adanya kejanggalan tersebut .
Nampaknya, perkembangan teknologi kedokteran hewan di bidang pet animal telah menuntun kita semua kepada transparansi data yang terukur dan dapat dievaluasi secara ilmiah. Meski teknologi ini belum mencakup seluruh penyakit pada anjing, tapi setidaknya untuk beberapa penyakit seperti Canine Parvovirus, Canine Distempervirus, Canine Brucella, Leishmania, dan Erlichiosis, kita bisa mendapatkan petunjuk cepat yang jauh lebih baik di masa ini (orangtuaidaman.com)
Info:
Pemeriksaan Titer
Setelah melakukan vaksinasi awal pada umur 8-9 minggu (diulang setiap 3-4 minggu hingga mencapai umur 16 minggu), dilakukan pemeriksaan titer antibodi pada umur 18 minggu. Apabila hasilnya positif, vaksinasi ulangan (booster) dilakukan saat umur 1 tahun dan diulang setiap setahun sekali.
Apabila hasil pemeriksaan titer antibodi tahunan menunjukkan penurunan atau bahkan negatif, perlu dilakukan booster. Jika hasil pemeriksaan titer tetap tinggi, perlu dilakukan pemeriksaan titer secara berkala untuk memastikan tingkat proteksi dalam setahun tetap dalam performa optimal.
Jika pemeriksaan titer antibodi pada umur 18 minggu menunjukkan hasil negatif, vaksinasi sebaiknya diulang kembali dan dilakukan pemeriksaan titer antibodi untuk mengecek keberhasilan vaksinasi tersebut. Bila hasilnya positif, booster dapat dilakukan saat usia setahun dan mengikuti pola program vaksinasi tahunan. Namun, bila hasilnya tetap negatif, patut diduga anjing mengalami kejanggalan dalam sistem kekebalannya. Sehingga tidak mampu merespon pemberian vaksin.