REKREASI

MUSEUM R.A. KARTINI: TAK HANYA MOLEK, TERNYATA JEPARA ITU KAYA

ORANGTUA IDAMAN – Tak sekadar mengabadikan kehebatan R. A. Kartini, Museum Kartini mempresentasikan kekayaan dan kehebatan Bumi Kartini. Lantas, sekaya semahsyur apa to Bumi Kartini itu?

Cobalah bertanya kepada orang-orang di kota besar, mintalah pendapat mereka tentang Kota Jepara. Mayoritas, mereka akan mengatakan Jepara adalah kota kecil.

Namun, cobalah sesekali menyambangi Museum R. A. Kartini, lantas koreklah informasi dari dalamnya. Maka, saksi bisu disana akan mengisahkan kebesaran, kejayaan, dan kekayaan Bumi Kartini.

Kerajaan besar pernah berdiri di Jepara, menjadi cikal bakal raja-raja besar di tanah Jawa. Sebuah peradaban berbudaya tinggi, terkenal dan menjalin kerja sama luas hingga ke berbagai belahan dunia.

Yuk kita mulai saja petualangan itu dari Museum R. A. Kartini.

Langkah kaki memasuki pintu ruang pertama terhenti di depan lukisan wajah R. A. Kartini berukuran besar. Aura keibuan yang sejuk namun berhati tegar terpancar dari lukisan itu.

Tak hanya mengenal sosok R. A. Kartini, namun juga seluruh kerabat, saudara dan pemikiran jeniusnya.

Beralih dari hadapan lukisan itu, sejenak kita diajak menelusuri kehidupan R. A. Kartini. Putri bangsawan penuh wibawa, namun sederhana, tapi juga jenius.

Di ruang 1, peninggalan R. A. Kartini disimpan rapi di tempat ini. Aneka benda koleksi, permainan, ruang kerja, serta berbagai replika barang-barang yang pernah digunakan R. A. Kartini. Di ruang ini juga dipajang foto-foto R. A. Kartini, keluarga, sahabat, serta teman-teman koresponden R. A. Kartini.

Tak hanya itu, isi yang paling berharga di ruang ini yaitu beberapa surat tulisan tanga R. A. Kartini. Pemikiran-pemikiran jenius dari R. A. Kartini dituangkan di dalamnya.

MULTI TAFSIR BUAH PEMIKIRAN KARTINI

Ada yang bilang Hari Kartini itu identik dengan pakaian adat, yang lain menganggap Hari Kartini itu identik dengan emansipasi wanita. Sebagian yang lain menganggap Kartini, pahlawan karena Belanda. Silakan,… semua bebas dengan penafsiran masing-masing.

Sudut pandang yang menarik sosok R. A. Kartini yaitu tentang “kesetaraan” dan “pembelajaran”.

Bukan hanya soal kesetaraan pria wanita. Namun kesetaraaan yang juga meliputi hubungan anak – orangtua, kesetaraan dengan sesama, kesetaraan pemikiran.

Mengikis habis adat feodal yang menganggap diri paling benar, suka memaksakan pemikiran. Menanggalkan gaya hidup priyayi. Tak hanya sekadar suka memerintah. Mendobrak mental jongos yang tak berdaya dan mental boss yang gemar mendominasi.

Kesetaraan adalah kunci. Ketika semua setara, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, semua menjadi terbuka. Telinga terbuka, otak terbuka, hati juga terbuka.

Kesetraaan adalah kunci pembelajaran. Pendengar dan pemerhati setia punya kecantikan yang terpancar dari dalam diri. Segala ilmu pengetahuan dari semesta akan tercurah, menerangi sanubari. Mungkin ini yang beliau sebut sebagai HABIS GELAP TERBITLAH TERANG.

Kesetaraan lah yang seyogyanya diterapkan selama mendampingi anak belajar. Memposisikan diri setara dengan anak, sehingga menjadi leluasa masuk ke dalam alam pikirnya. Masuk kedalam kehidupannya. Membawa dan memberikan hal-hal baru (ilmu / pengalaman) kedalam hidupnya.

Belajar tanpa sekat. Belajar tanpa kesenjangan guru-murid. Pembelajaran Merdeka.

Harta Karun di Ruang II
Mata kepala kita segera terbelalak ketika masuk ke Ruang II. Disana, disimpan aneka benda kekayaan Jepara. Menjadi bukti bahwa rahim Bumi Kartini menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa.

Jepara tumbuh dari budaya adi luhung. Benda-benda itu mengisahkan kejayaan Kerajaan Kalingga. Sebuah Kerajaan yang menjadi cikal-bakal raja-raja besar di Jawa.

RATU SHIMA IBU PARA RAJA JAWA

Sebelum wafat pada 695 M, Ratu Shima membagi wilayah Kalingga menjadi dua. Kemudiaan mewariskan kepada kedua anaknua, yakni Parwati dan Narayana. Parwati, yang menikah dengan Rahyang Mandiminyak dari Kerajaan Sunda-Galuh, menguasai Kalingga Utara. Sedangkan Kalingga Selatan diwariskan kepada Narayana (Atja Wangsakerta, Pustaka Raja-raja di Bumi Nusantara, 1991:63).

Pada kemudaian hari, cucu Parwati bernama Sanjaya menikah dengan Dewi Sudiwara (cucu Narayana). Perkawinan ini melahirkan seorang putera bernama Rakai Panangkaran (717 M). Rakai Panangkaran inilah yang kelak menurunkan raja-raja besar di Jawa.

Di ruang itu, kita bisa menyaksikan beragam peninggalan Kerajaan Kalingga. Keping mata uang kepeng, lingga, yoni, gerabah, keramik, perunggu, serta arca trimurti.

Gerabah peninggalan bersejarah di Jepara.

Sebuah potongan batu berwarna putih, bertuliskan aksara Jawa Kuno akan Anda temui di ruang itu. Ini lah Prasati Candi Angin. Berisi larangan melakukan poligami bagi kaum pria.

Prasasti Candi Angin

Prasasti itu mendorong lamunan kita melayang ke Desa Tempur, Kecamatan Keling,  Kabupaten Jepara. Sebuah Desa yang diselimuti hamparan sawah terasering. Pemandangan molek, mirip sengkedan sawah di kawasan Tabanan, Bali.
Konon, menurut para ilmuwan, Kerajaan Kalingga pun menerapkan sistem pengairan subak seperti yang saat ini dipraktikkan masyarakat Bali.

Di Desa Tempur itu Candi Angin singgah, di tengah alam yang permai. Sebuah bangunan tempat beribadat yang diperkirakan lebih tua dari Candi Borobudur. Di Candi itu lah Prasasti Candi Angin ditemukan.

Paling tidak, potongan prasasti itu membuat kita sadar bahwa Jepara itu menyimpan kekayaan alam dan budaya yang begitu besar.

Dari prasasti mari beranjak ke salah satu etalase yang dihuni ratusan keping uang kepeng. Masyarakat Jawa Kuno menggunakan mata uang ini sebagai alat bertransaksi, sama seperti yang terukir dalam relief candi Borobudur.

Mata uang kepeng dalam sebuah kotak.

Tumpukan uang kepeng di dalam kotak itu menjadi saksi bahwa dulu Jepara adalah kota yang riuh dengan aktifitas perdagangan. Pelabuhannya tak pernah sepi hilir-mudik kapal pedagang.

Peneliti sejarah India senior RD Banarjee dan RK Mookerji, memaparkan, Kalingga adalah negeri pelaut tangguh. Tak segan membelah Samudera Hindia, menjinakkan keculasan perompak serta tegar di tengah hantaman badai.

Pada masa keemasan, Kerajaan Kalingga menjalin hubungan dan kerjasama dengan China. Perekonomian dan perdagangan Kalingga didukung oleh pelabuhan besar yang berlokasi di Pekalongan.
Kalingga juga tetap memelihara hubungnnya dengan koloni asalnya di India (Odisha), di daerah Kalkuta, India Utara.

Pedagang-pedagang Odisha itu terpesona dengan kekayaan dan keindahan kepulauan Nusantara. Mereka menyebutnya sebagai Suvarnadvipa atau Pulau Emas.

Jawa adalah salahsatu Pulau Emas itu, dan Bumi Kartini ini termasuk wilayah kerajaan Kalingga.

Tak salah jika para pedagang India itu menyebut tempat ini sebagai Pulau Emas. Lihat saja keindahan yang menyelimuti Jepara.

Tanah yang subur dengan sawah yang selalu hijau dan indah, Jepara punya. Untaian pantai-pantai yang permai mengelilingi Bumi Kartini.

Jepara ternyata kaya. Jepara adalah permata tersembunyi di kaki Muria.

Joko Tuwo yang disebut-sebut sebagai ikan sesungguhnya bukanlah ikan.
Kerangka Paus Balin, paus sejenis dengan Joko Tuwo

JOKO TUWO BUKAN IKAN
Di museum ini Anda akan menemui kerangka raksasa. Tertulis keterangan di dekatnya yang menyebutkan bahwa tulang-belulang itu adalah kerangka ikan. Kerangka serupa juga bisa ditemukan di bukit Joko Tuwo di Karimunjawa.

Kerangka yang dinamai Joko Tuwo tersebut sejatinya adalah kerangkan Paus. Sementara paus bukan ikan, melainkan mamalia.

Joko Tuwo adalah paus jenis Mysticeti atau paus balin. Disebut demikian lantaran punya balin di mulutnya. Organ ini mirip sisir yang menggantung di rahang atas. Berfungsi untuk menyaring udang kecil atau krill dan plankton.

Sementara itu, bagian yang disebut sebagai “gading” itu bukan gading. Melainkan dua tulang rahang bawah.


Ruang III Dar Oes Salam
Ruang ini mempresentasikan berbagai benda-benda peninggalan rumah pengobatan Dar Oes Salam yang didirikan olej Drs. RMP. Sosrokartono, saudara R. A. Kartini.

Dar Oes Salam artinya tempat yang damai. Salah satu sudut ruang III mempresentasikan ruang pengobatan. Bisa disaksikan ruang meditasi, kursi antre pasien, kursi sofa istirahat, dan huruf kaligrafi sebagai tanda untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pengobatan.

Ruang IV Pameran Kerajina
Disini di sajikan aneka kerajinan terkenal dari Jepara. Berisi koleksi kerajinan Jepara, ukir-ukiran, keramik, anyaman bambu dan rotan, hasil karya lomba ukir, serta alat transportasi zaman dulu.

Nah, dari musium yang berlokasi di sudut Alun-alun Jepara itu kita semakin tahu bahwa Jepara itu tak hanya kaya, tetapi menyimpan potensi yang sangat besar (orangtuaidaman.com)

INI LOKASINYA, Klik di gambar!


SIMAK JUGA LOKA WISATA MENARIK LAINNYA!


JALAN BERGANDENGAN ENGGAK JAJAN-JAJAN ITU TAK ASYIK

SOTO BU DJATMI KUDUS: PERNAK-PERNIK NIKMAT DI BALIK KUAH KUNING

Comments Off on SOTO BU DJATMI KUDUS: PERNAK-PERNIK NIKMAT DI BALIK KUAH KUNING

KENDARAAN KELUARGA


error: Content is protected !!